Pengertian reliabilitas dan validitas alat ukur

Pengertian reliabilitas dan validitas alat ukur - Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sampai sejauh mana sebuah alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Jika sebuah alat ukur yang digunakan 2 kali untuk mengukur gejala yang serupa dan hasil dari pengukurannya relatif konsisten, maka alat ukur dapat dinyatakan reliabel. Jadi reliabilitas dapat dikatakan suatu yang menunjukan konsistensi sebuah alat ukur dalam mengukur gejala yang serupa.

Baca juga artikel tentang: Pengertian Validitas

cara menentukan validitas dan reliabilitas
Terdapat beberapa teknik atau cara dalam mengukur reliabilitas yaitu:
a. Teknik Pengukuran Ulang
Dilakukan dengan mengadakan pengukuran ulang kepada responden, kita meminta kepada responden yang sama supaya menjawab seluruh pertanyaan pada alat pengukuran sebanyak 2 kali. Menurut Masri Singarimbun selang waktu pengukuran peratama dan ke dua antara 15 sampai 30 hari. Jika jarak waktu yang digunakan terlalu singkat maka dikhawatirkan kalau responden masih ingat jawaban yang diberikan saat pengukuran pertama.
Selanjutnya hasil antara pengukuran pertama dan kedua akan dikoreksi dengan teknik product moment” lalau dianalisa seperti pada teknik validitas.
b. Teknik belah dua, adalah teknik atau cara dengan membagi instumen menjadi 2 bagian, mmisalkan genap dan ganjil.
c. Adalah teknik yang dilakukan dengan memakai 2 alat ukur untuk mengukur pada aspek yang sama.

Contoh uji validitas dan reliabilitas
Untuk mencari validitas konstruk yaitu dengan membandingkan nilai pernyataan di tiap-tiap nomor urut menggunakan nilai keseluruhan.
Pengertian reliabilitas dan validitas alat ukur

Tabel Perhitungan Korelasi
Pengertian reliabilitas dan validitas alat ukur
Pengertian reliabilitas dan validitas alat ukur

Selanjutnya hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan menggunakan tabel korelasi nilai “r” dengan mencari derjat keabsahan (db) terlebih dahulu, yaitu N-2 (10-2)=8. Pada taraf signifikan 5% didapat angka 0.632, dan 1% yaitu 0.765. Jika nilai r hitung lebih besar dibanding nilai r tabel, maka pertanyaan/ soal tersebut mempunyai validitas konstruk yang baik.

Berdasarkan dari rumus tersebut maka diperoleh nilai r berikut ini
Pengertian reliabilitas dan validitas alat ukur

Contoh Untuk Mencari Releabilitas, menggunakan cara pengukuran 2 kali
Pengertian reliabilitas dan validitas alat ukur

Maka selanjutnya hasil perhitungan tadi akan dimasukan ke dalam rumus korelasi produc moment, lalu dikonsultasikan menggunakan nilai 4 pada df 8 (N-8) atau 10-2. Pada taraf signifikansi 5%, nilai r tabel besarnya 0.632. Cara memberi interprestasi sama pada uji validitas, yang bisa dilakukan keseluruhan ataupun tiap-tiap item pernyataan. Misalkan, menurut contoh di atas didapat nilai 4xy besarnya 0.99 itu artinya reliabel, sebab nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0.99>0.632) di taraf signifikansi 5 %.

Itulah uraian singkat dari kami tentang Pengertian reliabilitas dan validitas alat ukur, semoga artikel dalamm blog metodologi penelitian ini dapat bermanfaat.
Baca Lebih Lanjut >>


Perbedaan Pengertian Metode dan Metodologi Dalam Penelitian

Perbedaan Pengertian Metode dan Metodologi Dalam Penelitian - Tahukah kamu apa perbedaan pengertian metode dan metodologi penelitian? Nah bagi anda yang belum tahu perbedaanya bisa mmenyimak uraian dari kami berikut ini.
Perbedaan Pengertian Metode dan Metodologi Dalam Penelitian

Pengertian Metode
Secara harfiah, metode (method) artinya cara. Selain itu metode atau disebut metodik berasal dari bahasa greeka, metha, (melewati atau melalui), dan hodos (cara atau jalan), jadi metode dapat diartikan cara atau jalan yang harus di lewati untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Secara luas atau umum metode atau metodik artinya adalah ilmu mengenai jalan yang harus dilalui untuk mengajar anak didik agar bisa tercapai tujuan belajar mengajar. Menurut Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961) mengungkapkan kalau metode mengajar merupakan cara-cara pelaksanaan dari pada siswa-siswa di sekolah. Menurut Pasaribu dan simanjutak (1982), mengungkapkan kalau metode adalah cara sistematik yang dipakai untuk menggapai tujuan.

Metode adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk menggapai tujuan tertentu. Lalu ada satu istilah lainnya yang berkaitan dengan 2 istilah ini, yaitu tekhnik adalah cara yang spesifik dalam pemmecahan masalah tertentu yang ditemukan dalam pelaksanaan prosedur.

Pengertian Metodologi
Banyak yang beranggapan kalau istilah metode dan metodologi itu sama padahal keduanya mempunyai pengertian yang berbeda.

Mengenai perbedaan antara keduanya, Noeng Muhadjir menyatakan kalau metodologi penelitian membahas mengenai konsep teoritik bermacam-macam metode, baik dari kelebihan maupun kekurangannya dalam kjian ilmiah, yang selanjutnya dilanjutkan dengan memilih metode terbaik untuk dipakai. Sedangkan secara teknis metode penelitian mengemukakan mengenai metode-metode yang dipakai dalam penelitian.

Selain hal itu dengan redaksi yang ringkas, kita dapat mengartikan metodologi sebagai sebuah pengetahuan mengenai metode-metode yang dipakai dalam penelitian. Sedangkan metode adalah cara atau prosedur yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Setelah itu ada satu istilah lainnya yang berkaitan dengan 2 istilah ini yaitu teknik yang merupakan cara spesifik dalam pemecahan masalah tertentu yang ditemukan dalam pelaksanaan prosedur.

Kata Metodologi berasal dari bahasa yunani yaitu “metodos” dan “logos”. Kemudian kata “metodos” terdiri atas 2 suku kata yakni “metha” yang artinya melewati atau melalui “hosos yang artinya cara atau jalan. Metode artinya sebuah jalan yang dilewati untuk menggapai tujuan. Sedangkan “logos” berarti ilmu. Jadi Metodologi adalah cara atau ilmu ilmu yang dipakai untuk menemukan kebenaran mmenggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas apa yang dikaji.

Ilmu terdiri dari 5 prinsip yaitu:
  • Orde (keteraturan)
  • Determinisme (sebab-musabab)
  • Parsimoni (kesederhanaan)
  • Empirisme (pengalaman yang bisa diamati)

Dengan prinsip-prinsip yang seperti itu maka terdapat banyak jalan untuk dapat menemukan kebenaran. Metodologi adalah sebuah teta cara yang menentukan proses penelusuran apa yang mau digunakan.

Pengertian metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah sekumpulan kegiatan, peraturan serta prosedur yang dipakai pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan suatu analisis teoritis tentang sebuah metode atau cara. Penelitian merupakan sebuah penyajian  yang sistematis dengna tujuan untuk meningkatkan jumlah pengetahuan. Selain itu penelitian merupakan sebuah usaha yang terorganisasi dan sistematis untuk menyelidiki masalah tertentu yang membutuhkan jawaban. Hakekat penelitian bisa dimengerti dengan mempelajari berbagai macam aspek yang dapat mendorong peneliti untuk melakukan penelitian. Setiap oerang memiliki motivasi yang tidak sama, karena dipengaruhi oleh tujuan serta profesi tiap orang yang tidak sama. Secara umum motivasi dan tujuan penelitian pada dasarnya yaitu penelitian merupakan suatu refleksi dari kemauan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuati. Kemauan untuk mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan adalah kebutuhan dasar manusia yang pada umumnya merupakan mmotivasi untuk menjalankan penelitian.

Itulah uraian singkat dari kami tentang Perbedaan pengertian metode dan metodologi dalam penelitian. Semoga dapat bermanfaat.
Baca Lebih Lanjut >>


Lama dan Pemilihan Waktu Wawancara

Lama dan Pemilihan Waktu Wawancara - Wawancara harus selesai dalam jangka waktu satu jam menurut saran Field & Morse (1985 dalam Holloway & Wheeler, 1996). Sebetulnya waktu wawancara tergantung dari partisipan. Seorang peneliti harus melakukan kontrak waktu dengan partisipan, dengan begitu maka mereka bisa membuat rencana kegiatan pada hari tersebut tanpa terganggu wawancara. Partisipan pada umumnya memang menginginkan waktunya hanya satu jam. Untuk partisipan yang usianya lanjut, yang mengalamai kelemahan fisik, ataupun sakit mungkin memerlukan istirahat setelah 30 menit atau 20 menit.
Lama dan Pemilihan Waktu Wawancara

Untuk partisipan yang masih anak-anak juga tidak dapat berkonsentrasi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga peneliti harus melakukan penilaian mereka sendiri, mengikuti apa yang diinginkan partisipan, dan dengan penggunaan waktu yang sesuai kebutuhan dari topik penelitian. Lamanya wawancara pada umumnya tidak lebih dari 3 jam. Apabila lebih dari 3 jamm, maka konsentrasi tidak akan didapatkan bahkan kalau wawancara tersebut dilakukan oleh seorang peneliti yang berpengelaman pun. Apaila dalam waktu yang maksimal data masih belum didapatkan, maka wawancara dapat diulangi sekali lagi atau lebih di waktu yang berbeda. Wawancara singkat berulang kali lebih efektif jika dibandingkan dengan wawancara sekali dalam waktu yang panjang.

Jenis Pertanyaan Dalam Wawancara dan Hal yang Terkait
pewawancara pada saat menanyakan sebuah pertanyaan, memakai bermacam teknik komunikasi dan cara bertanya. Seperti inilah daftar jenis pertanyaan yang telah dibuat Patton (1990 dalam Holloway & Wheeler, 1996): Pertanyaan pengalaman (“Bisakah anda menceritakan mengenai pengalaman anda merawat pasien?”), pertanyaan perasaan (“Bagaimanakah perasaan anda jika pasien yang pertama kali anda rawat meninggal?”), pertanyaan pengetahuan (“Pelayanan apa yang disediakan untuk kelompok pasien tersebut?”).

Menurut Spradley (1979 dalam Holloway & Wheeler, 1996) pertanyaan dibedakan menjadi grand-tour dan mini-tour. Pertanyaan grand-tour merupakan pertanyaan yang lebih luas, sedangkan pertanyaan mini-tour adalah pertanyaan yang lebih spesifik. Pertanyaan grand-tour contohnya: Bisakah anda menjabarkan kekhususan hari di bangsal? Apa yang akan anda lakukan apabila pasian menanyakan kondisinya?. Pertanyaan mini-tour contohnya: Bisakah anda menjabarkan apa yang terjadi apabila kolega menanyakan keputusan anda?.

Dalam penelitian kualitatif pertanyaan sebisa mungkin tidak bersifat mengarahkan namun masih berpedoman dengan area yang diteliti. Seorang peneliti menyampaikan pertanyaan sejalas-jelasnya dan menyesuaikan dengan tingkat pemahaman dari partisipan. Jika pertanyaan ambigu akan menghasilkan jawaban yang ambigu juga. Untuk pertanyaan dobel sebaiknya dihindari; seperti pertanyaan yang kurang tepat, misalnya berapa banyak kolega yang anda miliki, dan apa ide mmereka menganai hal ini?.

Devers & Frankel (2000) mengemukakan kalau beberapa faktor mempengaruhi jenis instrumentasi dan derajat struktur yang dipakai dalam penelitian kualitatif. Yang menajdi faktor pertamma yaitu tujuan penelitian. Jika penelitian sifatnya lebih eksplorasi atau pengujian untuk menghaluskan atau menemukan teori dan konsep, yang tepat untuk dijadikan pertimbangan yaitu protokol yang sangat berakhiran open-ended (terbuka). Kemudian faktor kedua yaitu luasnya sebuah pengetahuan yang telah ada sebelumnya mengenai sebuah subjek, contohnya sebuah konsep yang sudah ada dan dipakai secara meluas di dunia,sampai sejauh mmanakah penerapannya di Indonesia. Lalu faktor ketiga yaitu sumber yang tersedia, terutama mengenai  waktu subjek dan jumlah serta kompleksitas kasus. Faktor yang terakhir yaitu persetujuan dengan yang mempunyai wewenanag dan yang menyandang dana. Instrumen yang memerlukan waktu lama untuk melakukan analisa tertentu perlu untuk dipertimbangkan yang menyandang dana.

Penyelidikan dan Penetapan dalam Wawancara
Ketika melakukan wawancara peneliti bisa menggunakan pertanyaan prompts atau probing. Dengan menggunakan itu dapat mmengurangi kecemasan dari pihak peneliti maupun partisipan. Probes bertujuan untuk penelusuran untuk menguraikan arti maupun alasan. Seidman (1991 dalam Holloway & Wheeler, 1996) lebih suka dengan istilah menjelajahi dari pada istilah probe/ menyelidiki sebab menekankan posisi kemampuan pewawancara dan merupakan nama untuk instrumen yang dipakai dalam investigasi medis. Mungkin untuk pertanyaan eksplorasi bisa digunakan, seperti apa pengelaman anda yang menyenangkan? Bagaimanakah perasaan anda mengenai hal tersebut? Bisakah anda bercerita lebih rinci lagi tentang hal itu? Menarik sekali, kenapa anda melakukan itu?.
Pewawancara bisa melakukan tindak lanjut poin tertentu atau dengan kata-kata tertentu yang diungkapkan oleh partisipan. Partisipan menjadi lancar jika dimintai untuk menceritakan mmengenai sebuah kisah, merekonstruksi pengalaman yang mreka alami, speerti hari, perasaan, atau insiden mreka mengenai sebuah penyakit.

Mungkin Prompt non-verbal lebih bermanfaat. Dari cara berdiri peneliti, condeng kedepan, kontak mata akan mendorong refleksi. Sebetulnya ketrampilan yang didapat dalam konseling yang dipunyai seorang perawat akan memudahkan dalam melaksanakan hal ini.

Penggunaan prompt atau probe yaitu supaya wawancara dapat berjalan dengan lancar dan bisa memberikan rasa yang nyaman baik dari peneliti maupun dari partisipan tanpa keluar dari tujuan awal penelitian. Hal ini tak lepas dari kemampuan yang dimiliki pewawancara sendiri.

(Byrne, 2001) Sebagai pewawancara yang baik harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan mumpuni. Keterampilan yang dimiliki meliputi keterampilan menyusun kata (paraphrasing), mmendengarkan, probing dan juga meringkas.

Mewawancarai teman/ kolega
Ada banyak tenaga profesional kesehatan yang mempunyai minat terhadap pemikiran atau pandangan kolega mereka. Terdapat keuntungan dan juga kerugian dalam wawancara teman. Norma dan bahasa yang sama bisa menjadikan keuntungan atau masalah. Menjadi keuntungan sebab konsep lebih mudah untuk dipahami peneliti termasuk dalam hal kultur partisipan. Meskipun peluang misinterpretasi bisa berkurang, salah paham bisa saja mengakibatkan asumsi yang didapat dari nilai atau kepercayaan yang sifatnya umum.

Menjadi masalah sebab terkadang pewawancara ari sesama kolega lebih cenderung tidak menayai tentang pemikiran yang bersifat umum yang tidak perlu ditanyakan lagi, meskipun sebetulnya data teersebut merupakan sasaran wawancara. Untuk menghilangkan hal tersebut, peneliti mengatasinya dengan bertingkah laku atau memposisikan diri seakan-akan orang yang berkultur asing atau pengamat naif yang asalnya bukan berlatar belakang sama dengan partisipan. Dengan begitu pemikiran yang belum diucapkan atau gagasan yang barang kali tidak ditanyakan bisa didapatkan dengan bertanya pada partisipan mengenai arti mereka dan untuk mmengklarifikasi pemikiran mereka.

Dalam banyak situasi wawancara dengan teman, antara peneliti dan partisipan ada dalam posisi yang sejajar dan peneliti tak asing dan juga bukan anonim. Hal ini adalah sebuah keuntungan untuk partisipan.

Demikian penjelasan yang dapat kami uraikan tentang Lama dan Pemilihan Waktu Wawancara yang tepat. Semoga penjelasan di atas dapat menambah pengetahuan kita.
Baca Lebih Lanjut >>


Macam-macam Teknik Pengambilan Sampel

Macam-macam Teknik Pengambilan Sampel - Dalam penelitian terdapat beberapa jenis teknik pengambilan sampel. Apa sajakah teknik pengambilan sampel tersebut? Mari kita bahas Jenis-jenis teknik pengambilan Sampel  tersebut. Berikut ini pembahasannya.
Macam-macam Teknik Pengambilan Sampel

1) Teknik sampling secara probabilitas
Teknik sampling probilitas disebut dengan random sampling adalah teknik sampling yang dilakukan dengan cara memberi kesempatan atau peluang kepada semua anggota populasi untuk dijadikan sampel. Dengan cara seperti itu maka sampel yang didapat diharapkan sampel yang representatif.

Teknik sampling seperti ini bisa dilakukan melalui cara-cara seperti berikut ini.
  • Teknik sampling secara rambang sederhana (random sampling). Merupakan cara terpopuler yang digunakan pada proses penarikan sampel rambang sederhana yaitu dengan undian.
  • Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Teknik sampling ini berupa penarikan sampel melalui cara mengambil setiap nomor urut (kasus) yang kesekian dari daftar populasi.
  • Teknik sampling secara rambang proposional (proposional random sampling). Apabila populasi terdiri atas subpopulasi-subpopulasi maka sampel penelitian yang diambil yaitu dari setiap subpopulasi. Cara yang digunakan dalam pengambilannya bisa secara undian maupun sistematis.
  • Teknik sampling secara rambang bertingkat. Jika subpopulasi-subpopulasi bersifat bertingkat, cara pengambilan sampel yang digunakan seperti teknik sampling secara proposional.
  • Teknik sampling secarakluster (cluster sampling). Terkadang peneliti tidak mengetahui secara persis karakteristik populasi yang akan dijadikan subjek penelitian sebab populasi tersebar pada wilayah yang begitu luas. Oleh sebab itu peneliti haya bisa menetapkan sampel wilayah, berupa kelompok kluster yang ditetapkan dengan cara bertahap. Teknik pengambilan sampel seperti ini bisa disebut dengan multi-stage sampling atau cluster sampling.

2) Teknik sampling secara nonprobabilitas.
Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel yang ditentukan sendiri peneliti atau berdasarkan pertimbangan dari pakar. Berikut ini adalah beberapa cara atau jenis penarikan sampel secara nonprobabilitas:
  • Penarikan sample secara purposif (purposive sampling) atau judgmental sampling. Adalah cara penarikan sampel yang dilakukan dengan cara memilih subjek menurut kriteria spesifik yang ditentukan peneliti.
  • Penarikan sample secara bola salju (Show-ball sampling) dilakukan dengan menentukan sampel pertama. Sammpel selanjutnya ditentukan menurut informasi dari sampel yang pertama, sampel ketiga ditentukan menurut informasi yang ada di sampel dua, begitu seterusnya sammpai jumlah sammpel makin besar, seakan-akan terjadi efek bola salju.
  • Penarikan sample secara jatah (Quota sampling). Teknik sampling ini dilaksanakan dengan dasar jatah atau jumlah yang sudah ditetapkan. Yang dijalankan sampel penelitian biasanya adalah subjek yang mudah ditemukan sehingga dapat mempermudah proses pengummpulan data.
  • Accidental sampling atau convenience sampling. Pada penelitian ini dapat saja terjadi didapatkannya sampel yang tidak direncanakan dulu, melainkan dengan cara kebetulan, yakni subjek atau unit tersedia untuk peneliti ketika pengumpulan data dilaksanakan. Proses didapatkannya sampel sejenis ini disebut dengan penarikan sampel secara kebetulan.

Penentuan Jumlah Sampel dalam penelitian 
Jika jumlah populasi dilihat terlalu besar, dengan tujuan untuk hemat biaya, waktu, dan tenaga, peneliti tidak meneliti semua anggota populasi. Jika peneliti mempunyai maksud meneliti sebagian populasi saja (sebagai sampel), maka pertanyaan yang sering muncul yaitu berapa sampel yang dapat memenuhi syarat. Dalam menentukan jumlah sampel ada hukum statistika yakni semakin besar jumlah sampel maka semakin memberikan gambaran keadaan populasi (Sukardi, 2004 : 55).

Selain menurut ketentuan tersebut perlu juga penentuan jumlah sampel dikaji dari karakteristik populasi. Jika populasi sifatnya homogen maka tidak diharuskan sampel yang memmpunyai jumlah besar. Contohnya pada pemeriksaan golongan darah. Meskipun dianjurkan penggunaan sampel yang besar, dengan pertimbangan adanya keterbatasan-keterbatasan peneliti, maka peneliti berusaha mengambil sampel minimmal dengan aturan dan syarat statistika tetap terpenuhi. Sebagaiaman yang telah dianjurkan Isaac dan Michael (Sukardi, 2004 : 55). Dengan memakai rumus tertentu (lihat Sukardi, 2004 : 55-56), Isaac dan Michael memberikan hasil akhir jumlah sampel pada jumlah populasi antara 10 sampai 100.000.

Itulah penjelasan yang dapat kami berikan tentang Macam-macam Teknik Pengambilan Sampel yang dapat kami uraikan. Semoga penjelasan tersebut dapat memberikan manfaat uantuk anda. Informasi selengkapnya silahkan baca situs: Temukan Pengertian
Baca Lebih Lanjut >>


Jenis-jenis Pendekatan dalam Penelitian Kuantitatif

Jenis-jenis Pendekatan dalam Penelitian Kuantitatif - Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap fenomena dan bagian-bagian serta hubungan-hubungannya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kuantitatif secara garis besar terdapat pendekatan-pendekatan berikut ini:
Jenis-jenis Pendekatan dalam Penelitian Kuantitatif

1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya memberi gambaran atau uraian tentang fenommena ataupun gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan variabel mandiri, baik satu variabel ataupun lebih menurut indikator-indikator dari variabel yang  diteliti tanpa menghubungkan atau membandingkan variabel yang diteliti untuk klasifikasi atau eksplorasi dengan mendeskripsikan sekelompok variabel yang berkaitan dengan variabel yang sedang diteliti. (Iskandar, 2008:61). Contohnya bagaimanakah kecerdasan emosi SMA 3 di kota….? Maka seorang peneliti harus dapat mendeskripsikan kecerdasan emosi dengan dasar indikator-indikator kecerdasan emosi seperti pengendalian diri, kesaddaran diri, kemahiran sosial, dan motivasi diri.

Ada 2 cara untuk menyajikan laporan penelitian deskriptif yaitu menggunakan ukuran kuantitatif misalkan bentuk peersentase atau mean, atau deskriptif kualitatif dengan cara mendeskripsikan suatu dari angka-angaka ataupun dikaitkan dengan teori-teori yang relevan dengan variabel yang sedang diteliti.

Analisa deskriptif dipakai dalam membantu peneliti mendeskripsikan ciri-ciri variabel yang diteliti atau merangkum pengamatan penelitian yang sudah dilaksanakan tanpa membuatkan kesimpulan yang berlaku ssecara umum dari data yang didapatkan dari sampel dan populasi. Statistik deskriptif berhubungan dengan kegiatan mencatat, menyusun, menyajikan, mmeringkas dengan menggambarkan atau mendeskripsikan data-data yang didapatkan di lapangan. Terdapat beberapa teknik statistik deskriptif yang sering dipakai dalam mendeskripsikan data yaitu: uji mean, median dan modus.

2. Penelitian Komparatif
Penelitian Komparatif adalah membandingkan antara satu variabel atau lebih dengan sampel. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengkajian dari beberapa fenomena sosial. Sebagai contoh: Apa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dengan perempuan di SMP 1…? Biasanya pada penelitian ini teknik analisa data yang dipakai yaitu ’t ’test atau ’F’test.

3. Penelitian Korelasi
Penelitian Korelasi adalah penelitian sebab akibat yang tujuannya untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terkait. Penelitian korelasi dibangun menggunakan teori yang telah matang, yang fungsinya untuk mengetahui, mengontorol dan meramalkan sebuah fenomena. Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk analisa data pada penelitian ini yaitu korelasi phi, Korelasi produc moment, korelasi rh, kooefisien kontingensi, regresi atau chi kuadrat.

4. Penelitian Eksperimen
Penelitian Eksperien adalah sebuah penelitian yang menuntut peneliti mengendalikan dan memanipulasi satu atau lebih variabel bebas dan mengamati variabel-variabel yang terkait, untuk mengetahui perbedaan sesuai variabel bebas tersebut. Penelitian Eksperimen bisa diartikan sebagai suatu penelitian yang ingin mengetahui sebab akibat dari treatment/ perilaku kepada kelompok eksperimen.

Misalkan suatu penelitian ingin mengetahui pengaruh KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) terhadap prestasi siswa kelas 2. Lalu kelas dikelompokan menjadi 2 lokal yaitu kelas 2a dan 2b, kemudian dilaksanakan tes awal pada keduanya, untuk memperoleh nilai. Sesudah itu kelas 2a diberlakukan sistem KTSP, dan kelas 2b diberlakukan sistem KBK, sesudah itu hasilnya dievaluasi.

5. Penelitian Expos Facto
Penelitian Expos Facto adalah penelitian yang dilaksanakan untuk meneliti sebuah peristiwa yang terjadi kemudian mengaati latar belakang faktor yang menjadi penyebab terjadinya kejadian tersebut. Misalkan: Penelitian mengenai sebab-sebab terjadinya perselisihan antar siswa SMA di….

f. Penelitian Survei
Penelitian survei adalah penelitian yang dilaksanakan dengan mengamati secara langsung pada suatu gejala dengan menggunakan system sampling. Yang menjadi ciri khas penelitian ini yaitu data yang dikumpulkan dengan angket yang akan diberikan untuk responden. Contohnya: penelitian mengenai “Persepsi Masyarakat Kec. …… mengenai pendidikan sosial di Sekolah Menengah”. 

Itulah uraian singkat dari kami tentang Jenis-jenis Pendekatan dalam Penelitian Kuantitatif. Semoga uraian di atas dapat menambah pengetahuna kita.
Baca Lebih Lanjut >>


Pengertian dan Macam-macam Validitas Instrumen Penelitian

Pengertian validitas instrumen penelitian - Ketepatan pengujian sebuah hipotesa mengenai hubungan variabel penelitan bergantung pada kualitas data yang digunakan untuk pengujian tersebut. Hal-hal yang membuat data yang telah dikumpulkan tidak reliabel dan tidak valid, merupakan syarat supaya hasil penelitian yang diraih, secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan.
Pengertian dan Macam-macam Validitas

Validitas adalah sesuatu yang menunjukan sampai sejauh manakah alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang mmau diukur. Sedangkan reliabilitas adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mmenunjukan sapai sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika pengukuran diulangi 2 kali ataupun lebih. Sebagai contoh: jika kita mau mengukur panjang sebuah ruangan, alat yang digunakan yaitu meteran, itu artinya alat tersebut valid sebab sesuai dengan fungsinya yaitu untuk mengukur panjang, meskipun diukur sebanyak lebih 2 kali hasilnya juga akan sama itu artinya teruji reliabilitasnya. Namun jika diukur menggunakan langkah kaki, maka hasil yang didapat jika diukur sebanyak lebih dari 2 kali maka hasil yang di dapat setiap pengukuran akan berbeda, itu artinya tidak reliabel.

Macam-macam validitas penelitian:
a. Validitas konstruk
Validitas konstruk adalah suatu kerangka dalam konsep, misalnya peneliti akan mengukur konsep ’relegiusitas’. Konsep relegiustas, perlu dijabarkan pada kerangka konsep yang bisa dijabarkan di dalam tolak ukur operasional. Terdapat 3 cara yang dapat digunakan untuk mencapai kerangka konsep dalam sebuah penelitian yaitu:
  • Mencari definisi-definisi konsep yang sudah dikemukakan oleh para ahli yang ditulis dalam literatur. Jika definisi tersebut telah terkandung kerangka konsep (terdapat tolak ukur), mmaka peneliti dapat langsung memakainya, tetapi jika tidak ada maka perlu dioperasionalkan sampai menemukan tolak ukur yang jelas.
  • Jika di dalam literatur sekiranya tidak bisa diperoleh definisi konsep yang mau diukur, maka peneliti harus mendefinisikan konsep tersebut, bisa dengan cara berdiskusi dengan para ahli yang berkompeten dibidang tersebut.
  • Menyamakan definisi yang mau diukur kepada calon responden ataupun orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.

Misalkan untuk mengukur relegiusitas, bisa memakai pendapat dari Glock dan Stark (1963), yang telah menyatkan kalau untuk mengetahui tingkat relegiusitas individu bisa menggunakan kerangka sebagai berikut ini:
  1. Ritual involvement (Keterlibatan ritual) adalah samapai sejauh mana orang mengerjakan kewajiban ritual dalam agamanya (misal sholat, zakat puasa)
  2. Ideological involvement (Keterlibatan ideologi) adalah tingkatan sampai sejauh manakah orang yang menerima hal-hal yang sifatnya dogmatis dalam agamanya (misalkan: apakah dia percaya pada hari kiamat, percaya pada malaikat).
  3. Intelectual involvement (Keterlibatan Intelektual) adalah sesuatu yang menggambarkan sampai sejauh mana orang mengakui ajaran agamanya. Sampai sejauh mana aktivitas yang dia lakukan dalam menambah pengetahuan tentang agama yang dianutnya. (Contoh: membaca buku agama, ikut pengajian).
  4. Experiental involvement (Keterlibatan pengamatan) adalah sesuatu yang menunjukan apakah seseorang pernah mengalami pengalaman spektakuler yang sesuatu tersebut adalah sebuah keajaiban dari Tuhan (contohnya: merasa kalau do’anya terkabulkan).
  5. Consequential involvement (Keterlibatan secara konsekuen) adalah tingkatan sampai sejauh mana perilaku seseorang konsekuen dengan ajaran agamanya. (contohnya: mencuri, berzina).

b. Validitas isi
Validitas isi adalah suatu alat ukur yang ditetapkan oleh sampai sejauh mana isi alat tersebut dapat mewakili sebagai aspek kerangka konsep.  Contohnya seorang peneliti mau meneliti sampai mana tingkat relegiusitas suatu masyarakat, maka semua aspek relegiusitas perlu dimasukan dalam kerangka konsep yang dirancang dalam teknik dan instrumen pengumpulan data. Aspek relegiusitas tersebut terdiri dari: Keterlibatan ritual, Keterlibatan ideologi,  Keterlibatan intelektual, Keterlibatan pengalaman, Keterlibatan secara konsekuen.

c. Validitas eksternal
Validitas eksternal adalah validitas yang berhubungan dengan hasil yang diraih dari instrumen yang digunakan sesuai data ataupun informasi ain tentang variabel penelitian yang diteliti. Sebagai contoh: peneliti mau menggetahui validitas tes IPS. Cara yang dilakukan yaitu melakukan tes terhadap siswa (sebagai subjek uji coba). Hasil yang didapat akan dikorelasikan dengan nilai IPS siswa-siswa tersebut, misalkan dari nilai raport, sebagai kriterium atau tolak ukur.

d. Validitas prediktif
Validitas prediktif adalah alat pengukur yang dibuat peneliti dimaksudkan untuk memperkirakan apa yang mau terjaddi di waktu mendatang. Contohnya tes seleksi masuk perguruan tinggi untuk siswa yang lulus diperkirakan mampu mengikuti matakuliah di perguruan tinggi tersebut dengan sukses.

Semoga penjelasan yang kami berikan tentang Pengertian dan Macam-macam Validitas Instrumen Penelitian tersebut dapat bermanfaat.
Baca Lebih Lanjut >>


Teknik Analisa Data Penelitian Kualitatif

Teknik Analisa Data Penelitian Kualitatif - Pada penelitian kualitatif sumber data ditentukan dan disesuaikan dengan tujuan dari penelitian. Proses pengumpulan data mengutamakan perspektif emic (mengutamakan bagaimana seorang responden menafsirkan dan memandang dunia sekelilingnya). Penelitian ini sesuai dengan jenis datanya, menggunakan metode pengumpulan data: pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Ketiga metode pengumpulan data tersebut merupakan ciri khas dalam penelitian kualitatif. Berikut ini adalah uraian dari metode pengumpulan data tersebut.
Teknik Analisa Data Penelitian Kualitatif

1. Pengamatan Partisipatif
Metode ini secara langsung dilakukan dengan mengamati tentang keadaan di lapangan, baik itu yang berupa keadaan fisik ataupun perilaku yang terjadi ketika berlangsungnya suatu peneltian. Observasi dalam pengertian semmpit maksudnya yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang diselidiki.

Menurut Darmiyati Zuchdi (1997: 7) pengamatan memiliki maksud kalau pengumpulan data yang melibatkan interaksi sosial antara peneliti dengan subjek penelitian ataupun informan dalamm sebuah setting selama pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis tanpa memperlihatkan diri sebagai peneliti. Melalui cara inilah antara peneliti dengan yang diteliti secara timbal balik akan berinteraksi . Pada hal inilah peneliti memandang yang diteliti bukanlah objek atau subjek peneliti namun sebagai responden yang kedudukannya sebagai kolega atau teman sejawat. Aktivitas mereka segala sesuatunya tidak bisa ditetapkan (undertermine), dan bisa secara bersama-sama membangun data penelitian. Menurut Noeng Muhadjir (1996: 125) antara peneliti dan subjek penelitian keduanya menyatu tidak pilah secara dikotomik.

Supaya mendapatkan data penelitian yang lebih tepat, maka pada setiap masalah penelitian yang berhubungan dengan hasil observasi selalu dicatat. Sehingga pada pengamatan ini peneliti memakai alat tulis untuk alat bantu pengamatan. Sedangkan pada saat membuat catatan di lapangan, akan dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian deskriptif dan reflektif. Bagian deskriptif mencatat detail kejadian yang sifatnya tidak evaluatif. Deskripsi ini terdiri dari dimensi-dimensi fisik, perilaku, aktifitas dan perasaan peneliti ketika melakukan pengamatan.

Dari hasil catatan lapangan bagian reflektif mencatat mengenai kerangka ide, pikir, dan juga perhatian peneliti yang isinya penammbahan ide, metode, hubungan antar data, konflik dan dilematik dan hal- hal yang bersifat untuk memperjelas bagian yang kurang jelas. Catatan lapangan dilaksanakan ketika antara waktu berakhirnya pengamatan dengan pengamatan selanjutnya. Maksud dari pencatatan antar waktu ini yaitu supaya tidak terjadi kerancuan antara hasil pengamatan yang satu dengan pengamatan selanjutnya, selain itu juga untuk menghindari masuknya konsep-konsep yang bukan berasal dari hasil pengammatan. Perpaduan antar catatan-catatan singkat dan hasil diskusi pada pengamatan yang serupa, peneliti menganggap sebagai hasil catatan lapangan yang telah sempurna.

2. Wawancara mendalam
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk memperoleh informmasi mmelalui cara bertanya secara langsung kepada responden. Menurut Masri Singarimbun (1989:192) wawancara atau interview adalah sebuah proses tanya jawab antara 2 orang atau lebih berhadapan secara langsung atau juga melalui media.

Keduanya secara langsung berkomunikasi baik dilakukan dengan persiapan ataupun tanpa persiapan atau terstruktur maupun tidak terstruktur. Sehingga antara pertanyaaan dan jawaban bisa didapat seara langsung dalam sebuah konteks kejadian secara timbal balik. Dengan begitu maka wawancara di dalam penelitian adalah proses interaksi komunikasi antara peneliti dengan subjek penelitian, informan ataupun key informan melalui cara tanya jawab secara langsung untuk mendapatkan informasi atau data.

Wawancara mendalam dilaksanakan secara beba namun tetap terkontrol dengan baik. Sehingga dengan begitu data yang diperoleh ialah data yang luas dan mendalam, namun tetap memperhatikan unsur terpimpin yang dapat memungkinkan masih terpenuhinya prinsip-prinsip reliabilitas dan komparabilitas secara langsung bisa terarah dan terpihak pada msalah-masalah yang diteliti. Meskipun draft wawancara dipakai dalam wawancara ini, namun pada pelaksanaannya wawancara disesuaikan dengan situasi yang ada dan dibuat bervariasi agar tidak kaku.

Sama halnya seperti teknik pengumpulan data dan observasi, maka pada wawancarapun hasilnya direkam dan dicatat untuk menghindari terjadinya kesalahan “recording”. Selain itu peneliti juga memakai teknik recall (ulangan) yaitu memakai pertanyaaan yang serupa mengenai suatu hal. Itu dimaksudkan agar mendapatkan kepastian jawaban dari responden. Jika hasil jawaban pertama dan berikutnya sama, mmaka data bisa dikatakan sudah final.

3. Analisis Dokumen
Maksud dari pengumpulan data melalui teknik ini yaitu untuk melengkapi hasil data yang didapat dengan interview dan observasi. Diharapkan dengan analisis dokumen ini data yang dibutuhkan benar-benar valid. Dokumen yang bisa digunakan sebagai sumber yaitu foto, laporan penelitian, buku-buku yang sesuai dengan penelitian, dan data tertulis yang lain.

Itulah uraian dari kami tentang Teknik Analisa Data Penelitian Kualitatif. Semoga uraian di atas dapat membantu anda dalam melakukan penelitian.
Baca Lebih Lanjut >>


Instrumen Pengumpul Data

Instrumen Pengumpul Data - Dalam penelitian kualitatif, manusia merupakan instrumen utama.  Sebab segala sesuatunya belum mempunyai benuk yang pasti baik masalah data yang akan dikumpulkan, prosedur penelitian, bahkan hasil yang diharapkan. Itu semua sebelumnya tidak bisa ditentukan secara jelas dan pasti.
Instrumen Pengumpul Data

Menurut Nasution (1996: 55-56) Manusia memrupakan instrumen utama dalam penelitian dengan mempertimbangkan kalau peneliti adalah sebagai instrumen penelitian sesuai untuk penelitian kualitatif dengan ciri-ciri berikut ini:
  1. Peneliti merupakan alat peka dan bisa berinteraksi terhadap segala macam simulasi dari lingkungan yang perlu diperkirakannya berarti atau tidak untuk penelitian, tidak ada instrumen lain yang bisa berinteraksi dan berekasi terhadap berbagai faktor dalam keadaan/ situasi yang selalu berubah.
  2. Setiap situasi adalah keseluruhan, peneliti merupakan alat yang bisa menyesuaikan diri terhadap segala aspek keadaan dan bisa mengumpulkan beraneka ragam data sekaligus.
  3. Situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak bisa hanya dipahami dengan situasi saja. Agar dapat memahaminya perlu menyelamminya, merasakannya dan menghayatinya.
  4. Peneliti merupakan instrumen yang bisa segera menganalisis data yang didapat baik melalui cara penafsiran ataupun memberikan hipotesis dan juga arah pengamatan.
  5. Hanya manusia yang merupakan instrumen yang bisa mengambil kesimpulan menurut data yang telah dikumpulkan pada suatu ketika dan segera memakainya sebagai balikan untuk mendapatkan penegasan, perbaikan, perubahan ataupun penolakan.
  6. Peneliti atau manusia merupakan instrumen pengumpul data penelitian, maka respon yang menyinggung, yang aneh malah justru diberikan perhatian untuk meninggikan tingkat kepercayaan serta pemahaman tentang aspek yang sedang diteliti.

Menurut pertimbangan tersebut, menunjukan kalau permasalahan yang merupakan fokus penelitian kualitatif sebelumnya tidak bisa ditentukan secara pasti dan jelas. Instumen penelitian kualitatif diharuskan untuk bisa menetapkan permasalahan sebagai fokus penelitian, sesudah terjun ke lapangan searah dengan berlangsungnya kegiatan penelitian. Instumen dituntut untuk mengejar makna dibalik yang nampak, mengejar klarifikasi, mencari fenomena yang lebih esensial dari pada hanya gejala dan lain-lain.

Oleh sebab itu dengan adanya kenyataan seperti ini maka instrumen yang dapat memenuhi kriteria-kriteria tersebut  hanyalah manusia. Pada penelitian ini yang akan menjadi instrumen penelitiannya yaitu peneliti itu sendiri, dengan didukung adanya draft wawancara dan juga observasi.

Itulah sedikit penjelasan yang dapat kami uraikan tentang Instrumen Pengumpul Data. Semoga penjelasan di atas dapat menambah wawasan kita. Baca juga artikel tentang: Keabsahan Data Instrumen Penelitian.
Baca Lebih Lanjut >>


Model-model Analisis Data

Model-model Analisis Data - Tahukah kamu apa saja  model-model analisis data? Mungkin dantara kamu ada yang sudah mengetahui. Namun bagi yang belum mengetahui maka alam pembahasan kli ini kami akan menjelaskan tentang Model-model analisis data, yang dapat kamu pelajari. Terdapat 5 macam model teknik analisis data yaitu:
  1. Model Analisis Interaktif Miles & Huberman.
  2. Analisis Isi (Content Anlysis).
  3. Teknik Analisis Domain (Domain Analysis).
  4. Teknik Analisis Taksonomik (Taksonomic Analysis).
  5. Teknik Analisis Komparatif Konstan (Constant Comparative Analysis).

Model Analisis Interaktif Miles & Huberman
Model analisis interaktif menurut miles dan huberman yaitu dalam penelitian kualitatif memungkinkan dilakukan analisis data ketika peneliti berada di lapangan ataupun sesudah kembali dari lapangan baru di adakan analisis. Dalam penelitian ini analisis data telah dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman (1984: 23) alur analisis mengikuti model analisis interaktif. Dalam penelitian proses analisis ini dilakukan melalui 4 tahap, berikut ini:

- Pengumpulan Data 
Data yang didapat dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat pada catatan lapangan yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian deskriptif dan bagian reflektif. Pengertian catatan deskriptif yaitu catatan alami, (merupakan catatan mengenai apa yang disaksikan, didengar, dilihat dan dialammmi sendiri oleh peneliti tanpa  adanya penafsiran dan pendapat dari peneliti terhadap fenomena yang dialaminya). Catatan reflektif adalah catatan yang isinya kesan, pendapat, komentar serta tafsiran peneliti mengenai apa penemuan yang dijumpai. Selain itu merupakan  bahan rencana  pengumpulan data untuk tahap selanjutnya.

- Reduksi Data
Selanjutnya sesudah data terkumpul dibuat reduksi data, untuk menentukan data yang relevan dan mempunyai maka, memfokuskan data yang mengarah pada pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian. Selanjutnya melakukan penyederhanaan serta menyususn secara sistematis dan menjabarkan hal-hal penting mengenai hasil penemuan dan maknanya. Dalam proses reduksi data, hanya temuan data atau temuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang direduksi. Sedangkan untuk data yang tidak ada kaitannya dengan masalah penelitian dibuang. Atau dengan kata lain reduksi data dipakai untuk analisis yang mengarahkan, menggolongkan, menajamkan dan membuang yang tidak penting danmengorganisasikan data. Dengan begitu maka akan mempermudahkan peneliti untuk menarik sebuah kesimpulan.

- Penyajian Data
Penyajian data bisa berbentuk tulisan, gambar, tabel dan grafik. Tujuan penyajian data untuk menggabungkan informasi sehingga bisa memberikan gambaran terhadap keadaan yang terjadi. Dalam hal ini, supaya peneliti tidak mengalami kesulitan dalam penguasaan informasi secara baik dan menyeluruh dan juga bagian-bagian tertentu dari hasil peneltian. Maka dari itulah peneliti harus membuat naratif, grafik atau matrik untuk mempermudah penguasaan data atau informasi tersebut.  Dengan cara seperti itu maka peneliti bisa tetap menguasai data dan tidak tenggelam dalam kesimpulan informasi yang bisa membosankan. Hal seperti ini dilakukan karena data yang tersususun kurang baik dapat mempengaruhi peneliti dalam mengambil kesimpulan yang memihak dan dalam bertindak secara ceroboh, dan tidak mendasar. Mengenai display data harus dissadari sebagai bagian di dalam analisis data.

- Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan selama berlangsungnya penelitian, seperti halnya proses reduksi data, sesudah data telah terkummpul memadai maka akan dapat diperoleh kesimpulan sementara, dan sesudah data benar-benar lengkap maka dapat diperoleh kesimpulan akhir.

Mulai  dari awal penelitian, peneliti selalu ingin berusaha menemukan makna data yang terkumpul. Oleh sebab itu perlu untuk menemukan tema, pola, persamaan, hubungan, hipotesis, hal-hal yang sering muncul dan lain-lain. Awalnya kesimpulan yang diperoleh bersifat kabur, tentatif dan diragukan namun dengan bertambahnya data baik itu dari hasil observasi maupun wawancara dan dari diperolehnya keseluruhan data hasil penelitian. Maka kesimpulan-kesimpulan tersebut harus diklarifikasikan dan diverifikasikan selama berlangsungya penelitian.

Selanjutnya data-data yang ada disatukan ke dalam unit-unit informasi yang menjadi rumusan kategori-kategori dengan berpegang pada prinsip holistik dan bisa ditafsirkan tanpa adanya informasi tambahan. Data tentang informasi yang dirasa sama disatukan dalam satu kategori, sehingga memberikan kemungkinan munculnya kategori baru dari kategori yang telah ada.

Untuk penejlasan selanjutnya silahkan baca artikel:

Demikian penjelasan yang dapat kami berikan tentang Model-model Analisis Data. Semoga penjelasan tersebut dapat memberikan manfaat.
Baca Lebih Lanjut >>


Keabsahan Data Instrumen Penelitian

Keabsahan Data Instrumen Penelitian - Keabsahan data dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat kepercayaan yang berhubungan dengan seberapa jauh tingkat keberhasilan hasil penelitian, memperjelas dan mengungkapkan data menggunakan fakta yang aktual di lapangan.

Kualitatif keabsahan data dalam penelitian sifatnya lebih sejalan seiring dengan proses penelitian tersebut berlangsung. Sejak awal pengembilan data keabsahan data kualitatif harus dilakukan, yakni semenjak reduksi data, display data dan menarik kesimpulan ataupun verifikasi. Untuk mmendapatkan keabsahan data di dalam sebuah penelitian kualitatif ini perlu dilakukan menggunakan cara menjaga kredibilitas, transferabilitas dan dependabilitas yang mempunyai maksud sebagai berikut:

1. Validitas internal (Kredibilitas)
Validitas internal adalah ukuran mengenai kebenaran data yang didapat dengan instrumen, yaitu apakah instrumen tersebut sungguh-sunguh dalam mengukur variabel yang sebenarnya. Jika instrumen ternyata tidak mengukur apa yang semestinya diukur maka data yang didapat tidak sesuai dengan kebenaran, sehingga hasil penelitian juga tidak bisa dpercayai, dengan kta lain data tersebut tidak memenuhi syarat validitas.

Menurut Nasution (1996:114), Validitas internal (kredibilitas) dapat dilakukan dengan: a). Memperpanjang masa observasi, b). Melakukan pengamatan terus menerus, c). Trianggulasi data, d). Membicarakan dengan orang lain (peer debriefing), e). Menganalisis kasus negatif, f). Menggunakan bahan referensi, dan g). Mengadakan member check.

Validitas internal (kredibilitas) menurut Nasution (1996:114) bisa dilakukan dengan memperpanjang masa observasi, melakukan pengamatan secara terus menerus, trianggulasi data, membicaakan dengan orang lain (peer debriefing), menganalisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan mengadakan memberchek. Berikut ini adalah penjelasan untuk mencapai kredibilitas sebuah penelitian:.
  • Maksud dari memperpanjang masa observasi yaitu untuk mengetahi dan memperhitungkan distorsi yang memungkinkan merusak data. Penyebab terjadinya distorsi yaitu adanya unsur kesengajaan seperti menipu, berbohong, dan pura-pura oleh subyek, informan, dan key informan. Bentuk unsur kesengajaan bisa berupa kesalahan di dalam mengajukan pertanyaan, motivasi, hanya untuk menyedihkan atau menyenangkan peneliti.
  • Dengan melakukan pengamatan terus menerus atau secara kontinyu, peneliti bisa memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, mendalam dan terperinci. Pengamatan yang dilakukan secara terus menurus, akhirnya akan bisa menemukan mana yang harus diamati dan mana yang tidak harus diamati sejalan dengan usaha mendapatkan data. Pengamatan secara kontinyu ini dilakukan untuk bisa menjawab pertanyaan penelitian mengenai fokus yang diajukan.
  • Trianggulasi data dalam penelitian dilakukan bertujuan untuk mengecek kebenaran data dengan cara membandingkan data yang didapat dari sumber lain, dari berbagai fase penelitian yang ada di lapangan. Dalam penelitian trianggulasi data yang dilakukan yaitu dengan sumber dan metode yang maksudnya yaitu peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan informasi yang didapat dari alat dan waktu yang berbeda dalam metode kualitatif. Trianggulasi data dengan sumber ini yaitu dilakukan melalui cara membandingkan data yang didapat dari hasil wawancara dengan informan dan key informan. Cara trianggulasi data yaitu: Pertama dengan membandingkan hasil pengamatan pertama dengan peengamatan selanjutnya. Kedua, Membandingkan antara data hasil pengammatan dengan data hasil wawancara. Mmembandingkan data hasil wawancara pertama dengan hasilwawancara berikutnya. Penekanan terhadap hasil perbandingan ini bukan dilihat dari masalah kesamaan pemikiran, pandangan, pendapat semata-mata. Namun lebih penting lagi yaitu dapat mengetahui alasan-alasan tentang terjadinya perbedaan.
  • Membicarakan dengan orang lain atau disebut dengan (peer debriefing). Membicarakan atau mendiskusikan tentang hasil data dengan orang lain yang mengerti dengan penelitian yang sedang dilakukan.
  • Maksud dari menganalisis kasus negatif yaitu mencari kebenaran dari suatu data yang dibilang benar oleh sebuah sumber data namun ditolak sumber data yang lain.
  • Menggunakan bahan referensi untuk pemmbanding dan mempertajam analisa data.
  • Tujuan dari mmengadakan sumber check yaitu supaya informmasi yang didapat dan yang mau dipakai dalam penulisan laporan bisa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh informman, dan key informan. Oleh sebab itu di dalam penelitian perlu dilakukan member check di setiap akhir wawancara melalui cara mengulangi jawaban atau pandangan secara garis besar sebagai data menurut catatan peneliti mengenai apa yang telah dikatakan responden. Hal itu bertujuan supaya responden bisa memperbaiki apa yang menurut mereka tidak sesuai, mengurangi atau menambahkan apa yang masih kurang. Dalam penelitian member check dilakukan selama penelitian berlangsung ketika berjalannhya wawancara secara formal ataupun informal.
Keabsahan Data Instrumen Penelitian

2. Validitas Eksternal (Transferabilitas)
Validitas eksternal adalah validitas yang berkaitan dengan masalah generalisasi yaitu sampai manakah generalisasi yang dirumuskan berlaku untuk kasus-kasus lain yang berada di luar penelitian. Peneliti dalam penelitian kualitatif tidak bisa menjamin keberlakuan hasil penelitian dalam subyek lain. Hal tersebut disebabkan oleh penelitian kualitatif tidak bertujuan menggeneralissir, sebab dalam di dalam penelitian kualitatif tidak mempergunakan sampling acak atau sifatnya senan tiasa purposive sampling.

3. Dependabilitas
Dependabilitas disebut juga dengan reliabilitas instrumen. Dependabilitas adalah indeks yang menunjukan sampai sejauh mana alat pengukur bisa diandalkan atau bisa dipercaya. Reliabilitas menunjukan sampai sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten jika dilakukan pengulangan terhadap gejala yang sama mmenggunakan alat ukur yang sama. Untuk dapat menccapai tingkat reliabilitas dalam penelitian, maka bisa dilakukan menggunakan teknik check recheck atau teknik ulang.

4. Objektivitas
Objektivitas adalah penelitian dapat dikatakan objektif jika dibenarkan atau di confirm oleh peneliti yang lain. Oleh sebab itu objektifitas dapat diidentikkan dengan istilah “confirmability”. Di dalam penelitian kualitatif peneliti diharuskan berusaha sebisa mungkin memperkecil adanya faktor subyektifitas.

Demikian pembahasan kali ini tentang Keabsahan Data Instrumen Penelitian yang dapat kami uraikan. Semmoga pembahasan tersebut dapat memberikan manfaat.
Baca Lebih Lanjut >>


Skala Pengukuran dalam Penelitian

Skala Pengukuran dalam Penelitian - Terdapat 4 tipe skala pengukuran dalam penelitian ada skala nominal ordinal interval dan ratio. Apa perbedaannya dari ke 4 tipe skala pengukuran dalam penelitian tersebut? Berikut ini adalah pembahasannya.
Skala Pengukuran dalam Penelitian

- Skala Nominal
skala nominal adalah adalah skala yang dipakai untuk mengklasifikasikan objek, individu maupun kelompok. Contohnya mengklasifikasi agama, jenis kelamin, area geografis, dan pekerjaan. Pada saat mengidentifikasi hal-hal tersebut dipakai angka-angka sebagai simbol. Jika kita memakai skala pengukuran nominal, maka statistik non-parammetik dipakai dalam menganalisa datanya. Dari analisa tersebut akan memperoleh hasil yang dipresentasikan dalam bentukpersentase. Misalnya ketika kita mengklasifikasi variabel jenis kelamin menjadi seperti ini: laki-laki diberi simbol angka 1 sedangkan perempuan diberi simbol angka 2. Maka kita bisa melakukan operasi aritmatika menggunakan angka-angka tersebut, sebab angka tersebut menunjukan adanya atu tidak adanya karekteristik tertentu.

contoh skala nominal adalah:
Jawaban dari pertanyaan yang hanya berupa 2 pilihan saja yaitu “ya” dan “tidak” yang sifatnya kategorikal bisa diberi simbol seperti ini: jawaban “ya” diberi simbol angka 1 sedangkan jawaban “tidak” diberi simbol angka 2.

- Skala Ordinal
skala ordinal adalah skala yang memberikan informasi mengenai jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki suatu objek ataupun individu tertentu. Untuk tingkat pengukurannya memiliki informasi skala nominal ditambah sarana peringkat relatif tertentu yang dapat memberi informasi apakah objek tersebut mempunai karakteristik lebih ataukah kurang namun tidak dilihat dari berapa banyak kelebihan dan kekurangannya.

contoh skala ordinal:
Contoh Jawaban pertanyaan yang berupa peringkat: sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju dengan diberi simbol menggunakan angka 5, 4, 3, 2, dan 1. Angka-angka tersebut hanya merupakan simbol dari peringkat, dan tidak mengekspresikan jumlah.

- Skala Interval
Skala Interval adalah skala yang memiliki karakteristik seperti skala nominal dan skala ordinal dengan ditambahi karakteristik yang lain yakni adanya interval tetap. Dengan begitu maka seorang peneliti bisa melihat seberapa besar perbedaan karakteristik antara individu atau objek satu dengan yang lain. Skala pengukuran interval memang merupakan angka. Angka-angka yang dipakai bisa digunakan dan dapat dilakukan operasi aritmatika, misalkan dikalikan atau dijumlahkan. Untuk menganalisa, skala pengukuran ini dapat dengan statistik parametric.

contoh skala interval:
Jawaban pertanyaan yang berkaitan dengan frekuensi dalam pertanyaan, misalkan: Misalkan, dalamm satu bulan berapa kali melakukan kunjungan ke Semarang? Jawaban: 5 kali, 3 kali dan 1 kali. Angka 5, 3, dan 1 adalah angka sebenarnya dengan interval 2.

- Skala Ratio
skala rasio adalah skala yang memiliki seluruh karakteristik yang dimiliki skala nominal, skala ordinal dan skala interval dengan kelebihan yang dimiliki skala ini memiliki nilai nol (0) empiris absolut. Terjadinya nilai absolut nol tersebut ketika ketidak hadiran suatu karrakteristik yang diukur. Biasanya pengukuran rasio dalam bentuk perbndingan antara satu objek atau individu tertentu dengan yang lain.

contoh skala rasio:
Berat Intan 40 Kg dan Berat Boby 80 Kg. Maka berat Intan kalau dibanding dengan berat Boby yaitu 1 banding 2.

Validitas
Sebuah skala pengukuran dapat dibilang valid jika skala tersebut dipakai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebagai contoh skala nominal yang sifatnya non-parametrik dipakai dalam mengukur variabel nominal bukan digunakan untuk mengukur variabel internal yang sifatnya parammetrik. Terdapat 3 tipe validitas pengukuran yang perlu untuk diketahui:

- Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi adalah validitas yang menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang diteliti. Sebuah domain konsep tertentu tidak bisa dihitung begitu saja semua dimensinya, sebab kadang domain tersebut memiliki atribut yang banyak dan sifatnya multidimensional.

- Validitas Kosntruk (Construct Validity)
validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan tingkatan yang mana skala berperan dan mencerminkan sebagai konsep yang diukur. 2 aspek yang menjadi pokok dalam validitas konstruk yaitu secara alamiah sifatnya statik dan teoritis. 

- Validitas Kriteria (Criterion Validity)
validitas kriteria adalah validitas yang berkaitan dengan masalah tingkatan dimana skala yang sedang dipakai dapat memperkirakan suatu variabel yang disusun sebagai kriteria.

Reliabilitas
Reliabilitas adalah menunjuk pada adanya stabilitas dan konsistensi nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi dengan masalah akurasi pengukuran serta hasilnya.

Itulah sedikit penjelasan yang dapat kami uraikan tentang Skala Pengukuran dalam Penelitian. Semmoga penjelasan tersebut dapat memberikan manfaat untuk anda.
Baca Lebih Lanjut >>


Teknik Analisis Taksonomik dan Teknik Komparatif Konstan

Teknik Analisis Taksonomik dan Teknik Komparatif Konstan - Dalam pembahasan kali ini, kami akan memberikan sedikit penjelasan tentang Teknik Analisis Taksonomik dan Teknik Komparatif Konstan. Mungkin diantara kalian ada yang sudah tahu dan paham penjelasannya. Namun bagi anda yang belum tahu, silahkan di baca penjelasannya sebagai berikut ini.
Teknik Analisis Taksonomik dan Teknik Komparatif Konstan

Teknik Analisis Taksonomik (Taksonomic Analysis)
Model teknik analisis domain menghasilkan analisis yang sifatnya umum, namun belumm terperinci dan sifatnya masih menyeluruh. Jika yang dimau adalah sebuah hasil analisis yang berfokus pada suatu domain ataupun sub-domain tertentu maka suatu penelitian akan menjadi lebih tepat jika memakai analisis Taksonomik. Melalui Analisis Taksonomik, maka analisis akan berfokus pada domain tertentu, setelah itu memilih domain tersebut untuk dijadikan sub-domain dan bagian-bagian yang lebih terperinci dan khusus yang memiliki rumpun yang serupa.

Teknik Analisis Komparatif Konstan (Constant Comparative Analysis)
Teknik Analisis Komparatif adalah teknik yang dipakai dalam membandingkan kejadian-kejadian yang telah terjadi ketika seorang peneliti melakukan analisa kejadian tersebut dan secara terus-menerus dilakukan sepanjang penelitian tersebut dilakukan. Anselm L. Strouss dan Berney G. Galaser mengemukakan tentang beberapa Teknik Komparatif Konstan yakni: melakukan perbandingan kejadian yang bisa diterapkan dalam setiap kategori, tahap memperpadukan kategori-kategori dan juga ciri-cirinya, tahap pembatasan ruang lingkup teori dan juga tahap penulisan teori. (lihatlah Berney G. Galaser dan Anselm L. Strouss, The Discovery of Grounded Theory, Ichicago: Aldeline Publishing Company, tt, yang telah diterjemahkan Machrus Syamsuddin dan Abdul Syukur Ibrahim, Surabaya: Usaha Nasional, tt, hl.66, dikutip Burhan Bungin, 2003:101).

1.Tahap melakukan perbandingan kejadian yang bisa diterapkan di setiap kategori.
Dalam tahap ini terdapat 2 kegiatan yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti, yakni mencatat kejadian dan memberikan komentar mengenai catatan tersebut. Dalam proses penelitian setiap kejadian yang releven dengan masalah penelitian baiknya dicatat oleh peneliti, meskipun kejadian itu terjadi berulang kali. Dari hasil pencatatan itu peneliti bisa melakukan perbandingan (dimensi, kondisi ketika berlangsungnya kejadian, konsekuensi, serta hubungan dengan kategori yang lain) secara terus menerus sampai peneliti bisa menemukan ciri-ciri kategori teoritis.

Dengan hasil pencatatan peneliti tersebut, maka akan mengalami atau menemukan berbagai konflik dalam taraf pemikiran, dengan begitu maka peneliti akan tertarik dengan hal-hal yang sifatnya teoritis. Dari sinilah seorang peneliti akan memulai membuat komentar mengenai gagasan tema yang sedang diteliti. Dalam tahap ini hal yang menonjol ialah bagaimana peneliti bisa menangkap kategori-kategori dan ciri-cirinya dalam tiap kejadian, setelah itu akan dianalisa dengan teori sehingga bisa menunjang analisis selanjutnya.

2. Tahap Memadukan kategori dan Ciri-cirinya.
Dalam tahap inilah peneliti memperbandingkan kejadian-kejadian yang telah ada lalu dari kejadian itu muculah kategori-kategori. Contohnya seorang peneliti menemukan kategori penolakan tentang program KB kepada masyarakat pedesaan, sedangkan untuk kategori penerimmaan program KB terdapat di masyarakat perkotaan. Lalu selanjutnya peneliti memaddukan ciri tiap-tiap kategori, contohnya penolakan masyarakat desa yang mempunyai tingkat pendidikan rendah, kelompok agamis, pasangan yang baru saja menikah, sedangkan kelompok masyarakat desa yang kerjanya sebagai pegawai dan guru cenderung dapat menerima KB. Itu artinya pada tahap inilah peneliti dituntuk mencari ciri-ciri kategori secara rinci sehingga data yang diperoleh dalam penelitian bisa dianalisa lebih mendalam.

3. Tahap Membatasi Lingkup Teori
Dalam tahap ini lebih banyak dilihat dari bagaimanaya peneliti membatasi lingkup sekian banyaknya teori sederhana yang terbentuk melalui tahap sebelumnya, lalu digeneralisasikan ke dalam arus teori yang relevensinya lebih besar.

4. Tahap Menulis Teori
Jika seorang peneliti sudah yakin kalau kerangka analisisnya bisa membentuk teori subtantif yang sistemmatik, maka hal itu merupakan pernyataan yang akurat dengan alasan mengenai permasalahan-permasalahan yang dikaji dan bisa dipahami oleh orang lain yang mempunyai minat dengan hasil penelitian tersebut.

Seperti itulah penjelasan yang dapat kami berikan tentang Teknik Analisis Taksonomik dan Teknik Komparatif Konstan. Semoga penjelasan tersebut dapat memberikan manfaat buat kita semua.
Baca Lebih Lanjut >>


Model Analisis Isi dan Analisis Domain

Pembahasan kali ini kami akan membahas tentang Model Analisis Isi dan Analisis Domain. Bagi yang belum tahu silahkan simak penjelasannya sebagai berikut ini. Silahkan dipahami dengan baik ya.

Model Analisis Isi atau Content Analysis
Analisis isi atau content analysis bermula dari anggapan dasar dari ilmu-ilmu sosial kalau studi mengenai proses dan isi komunikasi merupakan dasar studi ilmu-ilmu sosial. Syarat analisis isi/ content analysis yaitu: obyektivitas, pendekatan sistemmatik dan juga generalisasi. 

Content Analysis secara teknik meliputi upaya-upaya klasifikasi lambang-lambang yang digunakan dalam komunikasi, memakai kriterian dan klasifikasi, memakai teknik analisis tertentu dalam menyusun prediksi. Content Analysis sering kali dipakai untik analisis-analisis verifikasi.
Model Analisis Isi dan Analisis Domain

Model Analisis Domain (Domain Analysis)
Analisis domain dipakai dalam melakukan analisis gambaran suatu objek penelitian tingkat permukaan atau secara umum, tetapi relatif utuh mengenai objek penelitian tersebut. Biasanya teknik analisis domain dipakai dalam penelitian yang tujuannya adalah eksplorasi. Maksudnya hasil penelitian tersebut hanya ditargetkan untuk mendapatkan gambaran selengkapnya/ seutuhnya dari suatu objek yang diteliti, tanpa perlu dirincikan secara rinci unsur-unsur yang terdapat dalam keutuhan objek yan diteliti tersebut.

Contohnya orang yang melakukan penelitian menganalisis suatu lembaga sosial, maka kategori simbolik atau domain dari lembaga sosial yaitu: keluarga, rumah sakit, organisasi kepemuddaan, pesantren, perguruan tinggi. Domain dari pesantren terdiri atas: Kyai, guru, santri, juru masak dan lain-lain.

Di bawah ini adalah hubungan semantik yang sifatnya universal dalam analisis domain menurut Spredly:

Hubungan Semantik
Bentuk Hubungan
Contoh
Jenis (Strict Inclution)
X adalah jenis dari Y
Tukang batu adalah sejenis tukang kasar
Ruang (Spatial)
X adalah bagian dari Y
Komputer adalah bagian dari ruangan lab. Komputer
Sebab-Akibat (Cause-effect)
X adalah akibat dari Y
Menangis adalah akibat dari perasaan sedih
Y menjadi penyebab dari X
Kesedihan menyebabkan orang menangis
Rasional/ Alasan (Rationale)
X merupakan alasan melakukan Y
Kemiskinan merupakan alasan mencuri
Lokasi kegiatan (Location for Action)
X merupakan tempat berlangsungnya Y
Kampus merupakan tempat berlangsungnya perkuliahan
Cara ketujuan (Means- End)
X merupakan cara untuk mencapai atau melakukan Y
Bekerja merupakan cara untuk memperoleh  uang
Fungsi (Function)
X digunakan untuk Y
Komputer digunakan untuk menyimpan file
Urutan/ Tahap (Sequence)
X adalah langkah-langkah melakukan Y
Pernikahan merupakan tahap kehidupan berumah tangga
Atribut (Atribution)
X merupakan atribut atau karakteristik dari Y
Mobil mewah merupakan atribut dari kekayaan seseorang

Terdapat 6 langkah dalam analisis domain menurut Spredly yaitu:
  • Menentukan pola hubungan semantik tertentu atas dasar fakta atau informasi yang telah tersedia di catatan harian peneliti lapangan.
  • Mempersiapkan kerja analisis domain.
  • Menentukan kesamaan data dari catatan harian peneliti lapangan.
  • Melakukan pencarian konsep induk serta kategori simbolis dari domain tertentu yang ada kesesuaian dengan pola hubungan semantik.
  • Menyusun daftar secara keseluruhan domain dari semua data yang tersedia.

Itulah penjelasan yang dapat kami berikan tentang Model Analisis Isi dan Analisis Domain, semoga dengan penjelasan tersebut dapat menambah wawasan kita. Baca juga artikel tentang: Jenis dan Teknik atau Metode Pengumpulan Data.
Baca Lebih Lanjut >>