Teknik Analisis Taksonomik dan Teknik Komparatif Konstan - Dalam pembahasan kali ini, kami akan memberikan sedikit penjelasan tentang Teknik Analisis Taksonomik dan Teknik Komparatif Konstan. Mungkin diantara kalian ada yang sudah tahu dan paham penjelasannya. Namun bagi anda yang belum tahu, silahkan di baca penjelasannya sebagai berikut ini.
Teknik Analisis Taksonomik (Taksonomic Analysis)
Model teknik analisis domain menghasilkan analisis yang sifatnya umum, namun belumm terperinci dan sifatnya masih menyeluruh. Jika yang dimau adalah sebuah hasil analisis yang berfokus pada suatu domain ataupun sub-domain tertentu maka suatu penelitian akan menjadi lebih tepat jika memakai analisis Taksonomik. Melalui Analisis Taksonomik, maka analisis akan berfokus pada domain tertentu, setelah itu memilih domain tersebut untuk dijadikan sub-domain dan bagian-bagian yang lebih terperinci dan khusus yang memiliki rumpun yang serupa.
Teknik Analisis Komparatif Konstan (Constant Comparative Analysis)
Teknik Analisis Komparatif adalah teknik yang dipakai dalam membandingkan kejadian-kejadian yang telah terjadi ketika seorang peneliti melakukan analisa kejadian tersebut dan secara terus-menerus dilakukan sepanjang penelitian tersebut dilakukan. Anselm L. Strouss dan Berney G. Galaser mengemukakan tentang beberapa Teknik Komparatif Konstan yakni: melakukan perbandingan kejadian yang bisa diterapkan dalam setiap kategori, tahap memperpadukan kategori-kategori dan juga ciri-cirinya, tahap pembatasan ruang lingkup teori dan juga tahap penulisan teori. (lihatlah Berney G. Galaser dan Anselm L. Strouss, The Discovery of Grounded Theory, Ichicago: Aldeline Publishing Company, tt, yang telah diterjemahkan Machrus Syamsuddin dan Abdul Syukur Ibrahim, Surabaya: Usaha Nasional, tt, hl.66, dikutip Burhan Bungin, 2003:101).
1.Tahap melakukan perbandingan kejadian yang bisa diterapkan di setiap kategori.
Dalam tahap ini terdapat 2 kegiatan yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti, yakni mencatat kejadian dan memberikan komentar mengenai catatan tersebut. Dalam proses penelitian setiap kejadian yang releven dengan masalah penelitian baiknya dicatat oleh peneliti, meskipun kejadian itu terjadi berulang kali. Dari hasil pencatatan itu peneliti bisa melakukan perbandingan (dimensi, kondisi ketika berlangsungnya kejadian, konsekuensi, serta hubungan dengan kategori yang lain) secara terus menerus sampai peneliti bisa menemukan ciri-ciri kategori teoritis.
Dengan hasil pencatatan peneliti tersebut, maka akan mengalami atau menemukan berbagai konflik dalam taraf pemikiran, dengan begitu maka peneliti akan tertarik dengan hal-hal yang sifatnya teoritis. Dari sinilah seorang peneliti akan memulai membuat komentar mengenai gagasan tema yang sedang diteliti. Dalam tahap ini hal yang menonjol ialah bagaimana peneliti bisa menangkap kategori-kategori dan ciri-cirinya dalam tiap kejadian, setelah itu akan dianalisa dengan teori sehingga bisa menunjang analisis selanjutnya.
2. Tahap Memadukan kategori dan Ciri-cirinya.
Dalam tahap inilah peneliti memperbandingkan kejadian-kejadian yang telah ada lalu dari kejadian itu muculah kategori-kategori. Contohnya seorang peneliti menemukan kategori penolakan tentang program KB kepada masyarakat pedesaan, sedangkan untuk kategori penerimmaan program KB terdapat di masyarakat perkotaan. Lalu selanjutnya peneliti memaddukan ciri tiap-tiap kategori, contohnya penolakan masyarakat desa yang mempunyai tingkat pendidikan rendah, kelompok agamis, pasangan yang baru saja menikah, sedangkan kelompok masyarakat desa yang kerjanya sebagai pegawai dan guru cenderung dapat menerima KB. Itu artinya pada tahap inilah peneliti dituntuk mencari ciri-ciri kategori secara rinci sehingga data yang diperoleh dalam penelitian bisa dianalisa lebih mendalam.
3. Tahap Membatasi Lingkup Teori
Dalam tahap ini lebih banyak dilihat dari bagaimanaya peneliti membatasi lingkup sekian banyaknya teori sederhana yang terbentuk melalui tahap sebelumnya, lalu digeneralisasikan ke dalam arus teori yang relevensinya lebih besar.
Dalam tahap ini lebih banyak dilihat dari bagaimanaya peneliti membatasi lingkup sekian banyaknya teori sederhana yang terbentuk melalui tahap sebelumnya, lalu digeneralisasikan ke dalam arus teori yang relevensinya lebih besar.
4. Tahap Menulis Teori
Jika seorang peneliti sudah yakin kalau kerangka analisisnya bisa membentuk teori subtantif yang sistemmatik, maka hal itu merupakan pernyataan yang akurat dengan alasan mengenai permasalahan-permasalahan yang dikaji dan bisa dipahami oleh orang lain yang mempunyai minat dengan hasil penelitian tersebut.
Seperti itulah penjelasan yang dapat kami berikan tentang Teknik Analisis Taksonomik dan Teknik Komparatif Konstan. Semoga penjelasan tersebut dapat memberikan manfaat buat kita semua.